Sabtu, 27 Agustus 2016

Bukit 1

Percikan lampu kota tertata rapih diujung mata
Hai, selamat malam, wahai cinta yang sepertinya masih ditempat yg sama
Ntah menunggu apa
Mungkin tembok itu makin tinggi meski kau coba menengoknya
Ada apa dia?
Kita sang pemilik wahana sandiwara bernama kepuraan bahagia
Ada apa kita?
Kau akan tau, saat semua percikan lampu kota padam
Karena yang tersisa hanya cinta untukmu walau terpejam

Kamis, 25 Agustus 2016

Sendiriku adalah doa untukmu

Mendung biru dengan sendu menyentuh kalbu
Ada apa dia? Sudahkah ia benar hilang?
Memang tak berkabar meski hati perih menantang.
Sudah biarkan saja, lamunan mata jauh pada masa lalu. Seperti teriakan 'aku ingin pulang'.
Tak bergeming
Hanya sepi membunuh kaca jendela yang sedari tadi merintih meletup
Aku jadi tidak sabar
Mengulang tawa yang perlahan kabur tersapu haru
Tawa kusimpan sebagai jejak terakhir aku mengenangmu yang dengan sengaja kubiarkan pergi tanpa pamit

Aku ingin sendiri saat ini
Tanpamu, yang biasanya menjadi alasan kenapa kakiku diam tak mencari yang dicari
Yang biasanya menjadi penawar kalut dalam kejamnya bulan berperisai pedang

Sendiriku adalah doa untukmu
Sepi dalam kata
Ramai dalam hening doa

-250816

Rabu, 24 Agustus 2016

Ini tahun tersulit setelah masa2 tersulit 5 tahun lalu. Meskipun bersama kesulitan Allah memberi jalan keluar.
Ditengah pahit demi pahit Allah memberi jeda berlibur. Ya.. liburan...

Alhamdulillah...

Selasa, 23 Agustus 2016

Tulisan terakhir untuk sahabat

Bissmillah..

Allahu Akbar...
Malam ini lewat sahabat saya ciput, Allah tunjukkan bagaimana yang buruk itu terlihat.
Ini adalah tulisan terakhirku tentangmu, tentang persahabatan kita, tentang silaturahmi kita.

Apapun yang sedang dan telah terjadi pada kita kuanggap itu caraNya menentukan jalan hidup kita. aku ikhlas dengan keadaan ini. Aku tidak sakit hati, sungguh. Justru kini saatnya kutertawa atau menertawakan usahamu yang 'tidak pernah berhasil' membuatku jatuh cinta. Lantas malah menuduhku sebagai perusak hubunganmu dengan wanita itu. Aku tertawa saja.

Kenapa? Karena Allah tidak pernah memberiku kesempatan untuk jatuh cinta padamu. Bahkan sejak dulu hingga sekarang. Allah Maha Melihat segala perbuatan kita. Ia akan membalas kebaikan/ keburukan seseorang, sekecil/ sebesar apapun. Ia tak tidur... maka tenanglah aku. Allah bersamaku.

Namun bila begini akhirnya hanya 1 hal yg tetap kubiarkan terjadi. Biarkan aku mengenangmu sebagai salah satu sahabat terbaik yang pernah kumiliki. Karena kamu yang pernah membantuku bangkit dan percaya bahwa aku masih pantas berbahagia. Aku ingin mengenangmu sebagai orang yang kukenal baik hati dan penyabar.

Dan akan kusimpan sendiri...

Allahu akbar
Walhamdulillah

Rabu, 17 Agustus 2016

Selamat tinggal silaturahmi 6 tahun

Hasrat silaturahmi selama 6 tahun ini akhirnya mendorong saya menulis tentangmu..

Entah bagaimana ini bisa terjadi. Kita tidak pernah saling menghina seperti ini sebelumnya. Bahkan bagaimanapun caraku menyakitimu, kamu tidak pernah berubah. Kamu masih sama seperti yang saya kenal 6 tahun lalu. Kamu tetap baik, tetap yang paling bisa menempatkan diri, kamulah 'comfort zone' yang selalu membawa saya seperti 'pulang' ke rumah.

Rasanya seperti kehilangan kakak, teman, adik, ayah, sahabat. Caranya berbicara sungguh membuat saya seolah menjadi perempuan paling tidak tahu malu. bagaimana mungkin kamu yang saya percaya bahkan sejak awal bertemu, bisa berbuat seburuk ini? Sedang tertekankah kamu? Sedang marahkah kamu? Sedang dipaksakah kamu? Atau justru semua ini benar adanya? Penghinaan ini dia lakukan tanpa adanya laranganmu. Dan kamu melakukannya dengan sadar?

Allah Maha Mengetahui apa yang hambanya tak ketahui.

Beberapa hari sebelum kejadian tersebut kamu masih bertanya kabar saya. Sehatkah saya? Bahagiakah saya? Bagaimana mungkin silaturahmi yang sudah berjalan lebih dari 6 tahun kemudian hancur dalam semalam? Siapa salah.. siapa bohong?
Sedang berbohongkah kamu selama ini? Jika ya, selamat kebohonganmu sempurna.
Namun bila yang terjadi karna kamu dalam keadaan tertekan/ terpaksa maka kudoakan Allah memberi jalan keberanian padamu agar mampu kembali menjadi orang yang kukenal..

Hentikan hinaan itu
Itu saja pinta saya
Saya tidak marah bila memang saya dibohongi, namun jangan hina saya apalagi yang menghina adalah orang yg tak saya kenal.

Silakan kalian hidup bersama
Itu bukan urusan saya

Ingat
Allah sungguh tau apa yang selama ini terjadi.

Dan semoga ini adalah caraNya menghapus dosa saya
...caraNya memberitahu saya bahwa kamu bukan rumah yang saya tuju

Terima kasih

Minggu, 14 Agustus 2016

Maafkanlah ...

Perubahanku adalah untukku sendiri
Bukan karenanya, kamu, dia, mereka
Aku belum sempurna dalam perubahanku
Masih ada rasa dengki, iri, ingin gibah, dll.
Tp mohon.. maafkan lah aku
Khilafku sungguh banyak
Sesalku tak terhitung
Dosaku bak pasir di bibir pantai

Maafkanlah
Maafkanlah
Maafkanlah

Rabu, 10 Agustus 2016

Ingin ku menangis sejadi2nya
Kamu menyapa dengan membawa segenap hati yang masih sama
Tapi Allah sedang menghukumku juga kamu
Perpisahan ini bukan tanpa sebab
Yang aku tau, aku masih belum berani memulai
Sejuta takut
Keringat bercucur saat ingin jujur pada dunia
Lidahku kelu waktu menceritakan kondisiku
Aku masih belum pantas mendapat yg terbaik dari sisiNya

Aku ingin menangis

Senin, 08 Agustus 2016

Untukmu ...

Sudah Bolehkah kusebut namamu dalam doaku? Jika aku menyayangmu maka itu karenaNya. KarenaNya solatmu tak tinggal barang sejenak. KarenaNya cahaya di wajahmu buatku terpana. KarenaNya hari itu aku melihatmu.

Maka karenaNya
Aku coba pantaskan diriku 'tuk berharap berada 1 shaf dibelakang gerak solatmu menjadi makmum sekaligus mahrom mu.

Aamiin

Senin, 01 Agustus 2016

Gue pantes dapet yang lebih baik
Asal... gue bisa lebih baik!!!

Catet!