Minggu, 17 Maret 2013

TENGAH MALAM


Entah apa yang salah dengan hari ini. Mataku terasa berat padahal ini baru jam 7 malam. Selepas aku berihkan diri dari segala debu perjalanan pualng kerja, aku merebahkan diri. Dan seketika terlelap

Tengah malam seolah ada yang membangunkan. Mataku terjaga dan merasa tanganku masih menggenggam handphone. Aku check jam di handphone tersebut, oh.. masih jam satu malam. Nampaknya aku tidak bias lagi terlelap. Iseng, aku check pesan singkat blackberry-ku. Ada banyak pesan tak terbaca karena aku terlanjur tidur tadi. Kubuka satu persatu isi pesan. Ada salah satu pesan yang membuatku bgegitu ingin melihat foto si pemilik pesan. Dialah Dyka, lelaki yang beberapa hari ini masih kuharapkan  hatinya meski jelas-jelas kami sudah putus.

Selintas kulihat foto profil yang ia pajang, berbeda dari yang terakhir kulihat sore sebelumnya.teryata dia memajang foto kebersamaannya dengan wanita yang digadang-gadang akan menjadi istrinya. Jelas sekali terlihat itu dyka dan tia. Meski foto itu hanya terlihat bagian belakang tubuh mereka. Memunggungi kamera. Ada raut bahagia di wajah dyka karena posisi kepalanya menengok ke arah tia. Entah harus kusodorkan senyum atau kemarahan setelah melihat gambar tersebut. Yang jelas setelah itu aku memilih untuk menutup mataku, mencoba tidak peduli dan kembali melanjutkan tidur.

Tapi tidak.. sekilas aku teringat kalimat yang ia ucapkan sehari sebelumnya saat aku menelponnya. Ia berkata, “aku menganggapnya adik, tidak lebih..” tapi sekiranya apa ayng ia ucapkan patut ku pertanyakan kembali kesungguhannya. Karena jelas sekali garis senyumnya pada tia di foto itu. Mereka bahagia…

Harusnya aku turut bahagia di tengah malam…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar