Derai-derai air mengembun
cantik di sisi jendela kamarku
namun perlahan turun mirip
tetesan air mata
Tak apa… bayangan jatuhnya
tetesan air tersebut mengaburkan tetesan air mata sesungguhnya yang turut
berderai di hujan sore itu
Air mata milikku
Karenamu
Karena aku tidak memilikimu
lagi seperti saat itu
Karena aku dipaksa membuang
semua mimpi yang terlanjur menggantung di langit
Karena aku dibuat tidak
berkekuatan untuk bisa menghalau segala yang membuatku akhirnya jauh darimu
Begitu cepat proses yang
terjadi antara kita
Hingga akhirnya aku kini
mematung bersama bulir-bulir air mata
Dan rasa kehilangan yang
begitu kuat.. kehilanganmu, lelaki terbaikku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar