Minggu, 07 April 2013

choco velve red milikku dan hot cappuccino milikmu



obrolan kita berlanjut di sebuah kedai kopi di sekitar alun-alun keraton. ketimbang kopi, aku lebih memilih untuk memesan secangkir hot coklat sebagai penghangat yang tepat saat itu. “choco velve red”, coklat hangat itu tiba di atas meja. tersaji cantik dengan warna coklat kemerahan. disebelahnya juga tersaji hot cappuccino pesanannya. dengan gelas yang lebih tinggi, hot cappuccino itu didampingi dua sachet gula.

aku memperhatikan bagaimana hot coklat dan hot cappuccino tersebut. sebelum mereka sampai di meja saya, saya berpikir mungkin mereka tidak saling mengenal sebelumnya. berada di dapur yang sama namun di toples yang berbeda. tidak terpikir pada akhirnya mereka bisa disajikan bersama-sama dan bertemu di meja yang juga sama, meja milik saya. akhirnya …perlahan, mereka habis bersama-sama

benang merah yang saya tangkap adalah

seandainya kita seperti mereka. kita tidak saling mengenal sebelumnya. berkhayal untuk dipertemukan pun, tentu tidak. kita bertemu di satu hotel yang sama namun berbeda instansi. hingga kita tersaji dalam satu situasi yang akhirnya mendekatkan kita, bersama-sama. namun sayangnya, kita tidak mempunyai ending semanis akhir cerita choco velve red dan hot cappuccino itu. jika mereka datang bersama-sama dan habis bersamaan, tidak dengan kita. kita tidak bisa menghabiskan kisah kita bersama-sama.


kamu… dengan dia
aku… dengan hanya aku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar