Selasa, 10 Februari 2015

untuk bapak..

Gue selalu bilang, jangan kritik tanpa solusi. Selalu seperti itu apalagi menyangkut mengomentari kinerja pemerintahan di masa Jokowi JK. Sebagai salah satu orang yang menuangkan suara untuknya, maka adalah sebuah kewajiban buat gue untuk mengkritik dan memberi sedikit solusi dari pemikiran gue yang cetek ini. 

Memang harus diakui, ekspektasi publik terhadap beliau memang luar biasa. Termasuk gue yang bahkan mengganggap dia adalah solusi di tengah pilihan presiden saat itu. Dan di tengah carut marut keadaan yang panas sperti ini, penting kiranya sebagai pemilih ikut berpartisipasi mengkritik (bukan mendzolimi) serta memberi sekedar solusi. 

Salah satu harapan besar gue adalah bisa mendengar keputusan2 yang tidak ada sangkut pautnya dengan ibu mega. Ketua partai yang memberinya jalan luas untuk sampai ke posisi presiden. Kalimat gue ini sebenarnya kontras. Dan terkesan tidak simbiosis mutualisme. Karena Partai butuh sosok pengangkat kredibilitas partai. Dan seseorang butuh partai sebagai akses karpet merah meraih hati dan suara rakyat. 

Tapi keadaannya sudah bablas. Dia sudah terpilih. Saatnya bukan berandai2, "seandainya presiden P yang terpilih pasti bla bla bla.."
Dari jaman pemilu langsung, belum ada sejarahnya presiden bisa benar2 independen dalam memilih kabinet, bahkan dalam mengambil langkah taktis politik kenegaraan. Tidak .. Siapapun presidennya, tetap akan ada sandungan batu yang meminta jatah kepentingan (karena merasa membantunya menapaki kursi utama RI).

Gue sejujurnya sangat menaruh harapan padanya. Berharap bahwa setiap kerutan di kening dan lengan kemeja yang sering dilipat adalah bukti bahwa dia bekerja. Bukan berada dibayang partai.

 Lepaslah pak... Tegaslah pak.. Tutup telingamu dari kepentingan perut manusia2 peminta belas jasa. Palingkan matamu ke arah rakyat. Lihat betapa banjir selalu menggenang walau hujan hanya hadir 30 menit. Hentikan pembangunan mall2, buat tata ruang publik sebagai peresap air.
Lihat betapa papua sungguh kaya, belilah setengah saham freeport-nya. Agar kita menjadi tuan rumah yg sesungguhnya. 
Lihat betapa KPK kini dihujani badai. Tidakkah itu membuat kinerja mereka melamban krna harus berurusan dengan kepolisian untuj kasus2 yang terlihat 'diada2'? Turunlah.. Buat pernyataan pelega! 

Jangan tunduk pada wanita itu..
Tolong... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar